Oleh Ustadz Muhammad Alwan Dzulfaqqor, S. Ag., M. Pd.
Bismillah…
Segala puji milik Allah ﷻ pemilik alam semesta, Sholawat untuk Nabi Muhammad ﷺ selalu kita curahkan atas perjuangan beliau kita masih bisa merasakan nikmatnya belajar memperdalami agama islam.
Syukur dan Sabar adalah dua kata yang sering kita dengar, bahkan kitapun sering ucapkan dalam kondisi kondisi tertentu. Yang menjadi petanyaan “Apa yang dimaksud dengan Syukur dan Sabar?”, “Bagaimana bentuk Syukur dan Sabar?”, “Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari hari?”.
Pengertian Syukur dan Sabar
Secara bahasa Syukur berarti sebuah pujian, secara istilah bagaimana kita memuji Allah ﷻ dengan takdir yang telah ditentukan berupa kebaikan maupun keburukan menurut kita. Sedangkan Sabar secara bahasa berari menahan diri, secara isltilah bagaimana kita bisa menahan diri dengan takdir yang telah ditentukan berupa kebaikan maupun keburukan menurut kita.
Bersyukur biasa identik dengan kenikmatan dan bersabar identik dengan musibah, idealnya kita bersyukur atas kenikmatan yang kita rasakan dan bersabar atas musibah yang kita rasakan pula. Namun realitanya bahkan ketika kita diberikan kenikmatan oleh Allah ﷻ seringnya kita tidak bersyukur, kita tidak sadar bahwa kita sedang merasakan kenikmatan dan sebagian dari kita mengeluh dengan sebuah kenikmatan yang tidak kita sadari, begitupun sabar realitanya ketika kita mendapatkan musibah sering dari kita yang mengeluh tidak bersabar karena kebiasaan dari kehidupan sehari harinya tidak sedikit pula yang terjebak dengan sikap buruk ketika mendapat musibah (suudzon kepada Allah, Mencaci Maki, DLL).
Dalil-Dalil
Allah ﷻ berfirman:
وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imron [3] : 200)
Dua ayat diatas menjelaskan sikap syukur dan sabar bisa diterapkan dalam satu kondisi sekaligus yang dimana Allah beritahukan orang yang bersyukur adalah yang bisa mengambil hikmah dalam setiap kondisi yang dihadapi dan orang yang bersabar adalah yang bisa menahan untuk tetap istiqomah.
Bentuk Syukur dan Sabar
Syukur dan Sabar merupakan amalan hati, modal dasar dari dua sikap ini adalah hati yang beriman kepada Allah ﷻ , berikut bentuk Syukur dan Sabar:
Syukur
Bentuk tertinggi bersyukur adalah bagaimana kita bisa bersyukur dengan anggota badan memanfaatkan anggota badan kita untuk mengambil hikmah dan solusi dari kondisi yang diberika oleh Allah sebagai bentuk terimakasih kepada Allah, dan bentuk terendah bersyukur adalah minimal dia mengucapkan dengan lisan.
Sabar
Sedangkan secara syar’i, sabar adalah menahan diri dalam tiga perkara :
- Dalam ketaatan kepada Allah
- Dalam meninggalkan perkara maksiat
- Takdir Allah yang dirasa pahit (musibah).
Inilah tiga bentuk sabar yang biasa yang dipaparkan oleh para ulama.
Syukur dan Sabar dikaitkan dengan Sudut Pandang
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits diatas menjelaskan bijak dalam sudut pandang atau memandang sesuatu itu bisa menghadirkan Syukur dan Sabar, jika dalam hadits diatas Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan umatnya untuk memandang kebawah dalam urusan dunia karena jika kita memandang keatas akan timbul rasa tidak bersyukur.
Pertanyaan:
Sudahkan kita Bersyukur dan Bersabar?
Adapun Kisah Nabi Muhammad ﷺ dalam penerapan sikap Syukur dan Sabar :
- Hijrah ke Thaif
- Isro’ Mi’roj
- Sholat malam sampai bengkak