Oleh Ustadz M. Alwan Dzulfaqqor, S.Ag.
Membaca Sirah Nabi Muhammad
Seperti petatah bilang, tak kenal maka tak sayang. Kita selaku umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengaku mencintai Nabi kita bagaimana bisa kita mencintai Nabi kita kalo kita belum mengenal siapa sosok Nabi kita. Banyak cara agar kita bisa lebih mengenal Nabi kita Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam, salah satunya adalah dengan banyak membaca Sirah Nabi Muhammad, kisah perjalanan hidup beliau Sallallahu ‘alaihi wa sallam, dari situ kita bisa mengenal sosok Nabi kita dan kita bisa mengetahui akhlak beliau dalam muamalah serta ibadah beliau. Pada zaman sekarang sudah tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengetahui Sirah Nabi Muhammad dan sudah banyak akses untuk mengetahui kisah Nabi Muhammad dengan perkembangan teknologi saat ini.
Menjalankan Apa yang Datang dari dan Menjauhi Apa yang Dilarang
Allah subhanah wata’ala berfirman didalam Al-Qur’an :
ۚ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr:7)
Ayat di atas menyuruh kita untuk taat kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alahi wa sallam, taat kepada Nabi juga merupakan bagian dari kecintaan kita kepada Nabi kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, taat yaitu menerima segala sesuatu yang datang dari beliau, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meningggalkan 2 perkara sebagaimana yang beliau sabdakan:
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما مسكتم بهما: كتاب الله وسنة نبيه
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr)
Definisi hadits dari para ulama adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad baik dari perkataan, perbuatan, persetujuan, dan sifat fisik maupun akhlak. Dan kita menjauhi segala yang dilarang Nabi kita, apapun yang datang dari Nabi kita itu bukan atas hawa nafsu beliau melainkan wahyu dari Allah, firman Allah Ta’ala:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ¸إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ
“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm:3-4)
Bershalawat Kepada Nabi
Maukah kita menjadi seorang yang dermawan dan tidak pelit? Caranya adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa sallam ketika disebutkan nama beliau, ini pun menjadi salah satu bukti kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan Allah dan juga para malaikatnya nya pun bershalawat kepada Nabi, sebagaimana firman Allah di dalam Al-qur’an:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan juga malaikat bershalawat kepada Nabi.” (QS. Al-Ahzab:56)
Semoga bermanfaat, wallahu ‘alam.