Oleh Ustadz M. Alwan Dzulfaqqor, S.Ag.

Bagaimana awal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah?
Setelah apa yang diperbuat oleh kaum kafir Quraisy kepada Rosulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam beserta para sahabatnya dan setelah peristiwa bai’at aqabah kedua, Rosulullah pun mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah. Mereka pun keluar berhijrah secara berkelompok-kelompok, Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam tetap tinggal di Mekkah menunggu izin hijrah dari Allah.

Dan setelah diizinkan oleh Allah, Rosulullah pun berhijrah menyusul para sahabatnya ke kota Madinah, namun sebelum itu berita bahwasannya Rosulullah ingin meninggalkan kota mekkah pun terdengar oleh pemuka kaum kafir Quraisy, sehingga mereka menyusun strategi ingin membunuh Rosulullah sebelum beliau meninggalkan kota mekkah.

Namun apa yang di rencanakan oleh kaum kafir Quraisy semuanya sia-sia, pada malam sebelum Rosulullah meninggalkan rumah beliau Shalallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ali Bin Abi Thalib: ”Tidurlah di tempat tidurku, berselimutlah dengan burdah hijau yang berasal dari Hadhramaut miliku ini. Gunakanlah untuk tidurmu, niscaya tidak akan ada sesuatu pun dari perbuatan mereka yang tidak engkau suka akan menimpamu.”

Dan ketika itupun Rosulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam pun keluar rumah dan melemparkan debu kepada kaum kafir Quraisy sehingga diceritakan dalam sebuah riwayat mereka tidak bisa melihat Rosulullah pergi meninggalkan rumahnya, sehingga yang mereka lihat hanyalah Ali Bin Abi Thalib yang sedang tidur di atas tempat tidur Rosulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun pergi menuju rumah Abu Bakar As-Shiddiq, sahabat paling setianya yang akan menemaninya berhijrah menuju kota Madinah, dan setelah terbit fajar kaum kafir Quraisy telah waspada untuk membunuh yang mereka kira Adalah Rosulullah karena biasanya Beliau Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam pergi untuk melaksanakan sholat subuh, dan seketika mereka pun terkejut karena yang keluar saat itu adalah sepupunya yang semalam diperintahkan untuk tidur di tempat tidurnya yaitu Ali Bin Abi Thalib.

BERADA DI GUA

Setelah kaum kafir Quraisy sudah sadar bergegaslah mereka mengejar Rosulullah beserta Abu Bakar, kemudian Rosulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam pun bersembunyi di dalam gua yaitu Gua Tsur, di sana beliau bersembunyi untuk menghindari kejaran kaum kafir Quraisy. Ketika sedang bersembunyi tiba-tiba Abu Bakar As-Shiddiq Rodhiyallahu ‘anhu menangis melihat kondisi Rosulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam ketika itu, kemudian Rosulullah berkata kepada Abu Bakar: “Wahai Abu Bakar, janganlah engkau bersedih sesunggunya Allah bersama kita”. Hal ini diabadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam firmannya, QS. At-Taubah Ayat 40:

“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana”.

Ketika itu, Allah memalingkan pandangan kaum kafir Quraisy, sehingga mereka tidak melihat Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam dan Abu Bakar, padahal mereka berdiri sangat dekat dengannya di atas gua. Ini termasuk kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

TIBA DI KOTA MADINAH

Sebelum Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam tiba di kota Madinah, beliau singgah di tempat yang bernama Quba, di sanalah masjid yang pertama kali Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam yang saat ini disebut dengan Masjid Quba.

Tatkala Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam tiba di kota Madinah sambutan hangat yang dilakukan penduduk Madinah ketika itu, mereka serentak menyambut kedatangan Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam dengan sangat antusias diiringi kebahagiaan.

TIGA FASE KEHIDUPAN ROSULULLAH DI KOTA MADINAH

  1. Fase awal yaitu fase konflik internal dan eksternal, yang dimana konflik internalnya sendiri yaitu sesama penduduk madinah, bahwasannya ada tiga golongan orang yang berada di kota Madinah: Para Sahabat Nabi yaitu dari kalangan Muhajirin (sahabat nabi yang hijrah dari mekkah ke madinah) dan Anshor (sahabat nabi yang beriman asli penduduk madinah), dan konflik eksternalnya adalah yang dimana kaum kafir Quraisy dari mekkah masih tetap ingin membunuh Rosulullah beserta para sahabatnya yang nantinya banyak peperangan yang terjadi, fase ini diakhiri dengan perjanjian Hudaibiyah.
  2. Fase kedua, yaifu fase genjatan senjata setelah perjanjian Hudaibiyyah, fase ini berakhir ketika ada dari kalangan kaum kafir Quraisy yang melanggar perjanjian dan terjadinya peristiwa Fathul Makkah.
  3. Fase ketiga, yaitu fase dimana orang berbondong bondong masuk kedalam islam, baik dari dalam kota madinah maupun dari luar, fase ini berakhir sampai Rosulullah wafat.

AWAL KEHIDUPAN DI KOTA MADINAH
Langkah awal yang Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam lakukan di kota Madinah, diantaranya:

  1. Membangun Masjid (Masjid Nabawi)
  2. Mempersaudarakan para sabahat dari kalangan Muhajirin dan Anshor
  3. Membuat piagam Madinah atau Undang Undang Dasar.

Semoga bermanfat.

_________

Referensi:
Buku Siroh Nabawiyyah “Perjalanan Hidup Rosul yang agung Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam“ Karya Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarokfuri