Oleh Ustadz M. Alwan Dzulfaqqor, S.Ag.
Ada tiga nasihat untuk 2 insan yang akan Allah Subhanahu wa Ta’ala satukan menjadi sepasang suami istri, setelah seorang suami mengucapkan kalimat sakral yaitu kalimat ijab qobul, dan nasihat ini pun bisa di tunjukan untuk pasangan suami istri yang sudah lama menjalin rumah tangga, apa sajakah itu?
NASIHAT UNTUK SUAMI
Ketika seorang suami telah mengucapkan kalimat ijab qobul yang menandakan bahwa perpindahlah tanggung jawab, yang semula tanggung jawab berada pada pundak orang tua nya kini berpindah pada pundak seorang suami. Yang dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah memerintahkan agar kita selaku kepala rumah tangga menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka, sebagimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (QS. At-Tahrîm 66:6):
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Dan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda tentang tangggung jawab:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
Dan ketahuilah istrimu bukanlah bidadari, ketika engkau belum satu atap dengannya mungkin engkau melihat hanyalah kebaikan darinya, namun ingatlah sekali lagi istrimu bukan bidadari yang pasti memiliki banyak sekali kekurangan. Lihatlah isinya jangan lihat kosongnya.
Ketika suami memberikan nafkah berupa sandang, pangan, papan, yang dimana seharusnya diberikan secara matang bukan mentahan hanya sekedar memberikan uang. Sejatinya pekerjaan rumah tangga bukanlah kewajiban seorang istri, namun seorang istri melakukan pekerjaan rumah tangga hanyalah untuk mencari ridho suami. Kita lihat bagaimana kehidupan rumah tangga Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam ketika ibunda Aisyah marah kepada Rasulullah, beliau hanya tersenyum. Dan lihat pula sahabat Umar bin Khattab yang terkenal dengan sikap kerasnya, akan tetapi ketika istrinya marah sahabat Umar hanya terdiam.
NASIHAT UNTUK ISTRI
Suamimu bukanlah malaikat, pasti memiliki banyak sekali kekurangannya. Dan surgamu yang tadinya berada pada kaki orang tuamu nanti akan berpindah pada kaki suamimu, begitupun dengan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala yang semula ada pada orang tua, kini untukmu berpindah pada suamimu, maka taat dan patuhlah terhadap perintah suamimu selagi tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bersabda:
“Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.”
NASIHAT UNTUK SEMUANYA
Bahwa kesetiaan dan ketampanan ataupun kecantikan bukanlah jaminan untuk terhindar dari badai rumah tangga atau cobaan rumah tangga, yang bisa menjadi jaminan adalah sebuah bekal. Bekalnya adalah ketakwaan, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan (QS. Al-Baqarah: 197):
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”
dengan takwa insya allah kita bisa meraih tujuan berumah tangga yaitu rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah.
Wallahu ‘alam, semoga bermanfaat.