Belajar adalah usaha mengubah laku, memperbaiki kebiasaan (akhlak); yang tadinya tidak tahu menjadi paham, yang tidak bisa menjadi mampu, yang buruk berubah baik, dan yang nirmakna jadi bermakna. Sehingga melalui belajar terjadinya proses perubahan tidak hanya pengetahuan, tapi juga perilaku.
Untuk mencapai derajat ideal seperti itu, sebagai guru, kita tentunya ingin setiap murid fokus saat proses belajar berlangsung. Oleh karena itu, kita harus berusaha menghindarkan murid dari hal-hal yang berpotensi mengganggu fokus belajar mereka, seperti:
- Kegiatan belajar-mengajar (KBM) tidak menarik
- Kondisi kelas tidak kondusif
- Sifat alamiah anak: cepat bosan.
Berikut saya coba berbagi beberapa strategi yang pernah saya terapkan di kelas guna menjaga fokus belajar murid.
1. Merancang kegiatan belajar serupa permainan anak
Banyak cara agar pembelajaran jadi menarik. Salah satunya dengan “menerjemahkan” tujuan belajar yang ditargetkan kurikulum ke dalam bentuk permainan yang biasa anak-anak lakukan.
Seperti contoh foto di atas, pembelajaran perkalian bisa kita buat menyenangkan. Yaitu dengan memodifikasi permainan tradisional congklak. Guru menyatakan satu problem perkalian, misalnya: 5 x 4. Murid diminta mengambil empat biji congklak dan memasukkannya ke satu lubang kecil pada papan congklak, lanjut mengambil empat biji lain dan dimasukkan ke lubang kecil lain di samping lubang yang terisi empat biji sebelumnya.
Instruksi tersebut diulang lima kali, hingga terdapat lima lubang kecil yang terisi empat biji congklak. Kemudian empat biji congklak dalam masing-masing lubang kecil itu dipindahkan dalam satu lubang besar di ujung papan congklak. Biji congklak yang terkumpul dalam satu lubang besar itu dihitung bersama. Setelah diketahui hasilnya, murid diminta menulis dan menyatakan operasi perkalian tersebut dalam simbol matematika:
5 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20.
Karena tertarik dan penasaran ingin mencoba, siswa jadi lebih fokus dan memahami materi yang dipelajarinya.
2. Belajar di luar kelas
Kegiatan belajar mengajar tidak harus melulu di dalam kelas. Coba bayangkan, kita saja orang dewasa lama-lama di dalam ruangan pasti jenuh, apalagi anak-anak? Maka dari itu seorang guru harus bisa membuat suasana hati muridnya tetap senang dalam setiap pembelajaran.
Kegiatan belajar di luar kelas ini bisa dirancang dengan mengaitkan materi yang sedang dipelajari. Misalnya, materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, guru bisa mengajak murid mengamati ayam yang ada di sekitar sekolah.
Guru bisa membawa beberapa telur, memecahkan satu agar bisa jadi peraga untuk penjelasan bahwa tumbuh-kembang ayam itu dimulai dari telur. Di dalamnya, embrio tumbuh dengan menyerap nutrisi dari putih dan kuning telur. Tubuh anak ayam yang terus membesar di dalam akan memecahkan cangkang telur.
Setelahnya murid bisa diajak mengamati anak ayam dan ayam dewasa yang kita temukan di lingkungan sekitar. Selain menghindarkan rasa bosan seharian di dalam ruang kelas, mengajak siswa belajar di luar kelas bisa membuat hati siswa senang, sambil kita ajak mensyukuri keindahan ciptaan Allah: pohon, angin sepoi-sepoi, bebungaan, dsb.
3. Rekayasa posisi tempat tempat duduk
Posisi tempat duduk murid di ruang kelas bisa menjadi faktor yang mempengaruhi fokus belajar. Guru bisa mengubah posisi tempat duduk murid setiap harinya sesuai kebutuhan. Selain menciptakan suasana baru agar tidak bosan dan membuat setting yang cocok sesuai dengan model dan metode pembelajaran tertentu, juga sebagai langkah menciptakan kontrol sosial di antara anak-anak. Misalnya, murid yang masih gampang terdistraksi ditempatkan di depan dekat dengan temannya yang relatif mampu menjaga fokus. Guru bisa mendelegasikan tugas menjaga fokus murid pertama kepada murid yang disebut terakhir.
4. Gunakan media belajar interaktif
Penggunaan media sangat membantu dalam proses belajar. Apalagi bagi murid yang belum mampu menjaga fokusnya. Media yang memicu interaksi (tidak satu arah hanya dari guru, tapi membuat anak melakukan aksi tertentu) akan membuat murid tertarik dan penasaran untuk mencoba, dengan dua hal ini fokus anak terjaga. Media merupakan alat bantu agar murid mengalami proses belajar secara langsung.
Seperti yang sudah saya coba pada pelajaran Matematika materi garis bilangan. Saya menggunakan media pita, kertas, dan gambar kelinci. Saya membuat gulungan kertas yang berisi soal penjumlahan. Setiap murid mengambil gulungan kertas dan menempel di papan tulis kemudian mengambil gambar kelinci untuk diletakkan di angka garis bilangan. Contoh: isi gulungan kertas berisi pernyataan matematis: 8 + 5. Murid mengambil gambar kelinci pertama dan pada deret angka yang sudah tersedia ia meletakkannya di angka 8. Kemudian, dengan mengibaratkan kelinci tersebut maju sebanyak 5 lompatan, anak meletakkan kelinci kedua di deret angka kelima setelah 8. Lalu menuliskan hasilnya di samping gulungan kertas yang sudah ditempel di papan tulis, yakni 13.
5. Guru harus percaya diri dalam mengajar, dengan intonasi suara jelas dan tegas
Power suara guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap konsentrasi murid. Jika sudah bosan, murid cenderung melamun, mengobrol, atau bahkan asik main. Nah, guru jangan bosan menyapa murid sesering mungkin saat proses pembelajaran agar tetap memperhatikan materi yang sedang disampaikan. Jangan lupa juga menjelaskan materi dengan antusias, semangat, ceria, dan dengan intonasi suara yang jelas dan tegas agar energi positif tertular ke murid-murid.
Kita bisa menampakkan kepercayaan diri dengan cara selalu berusaha menjaga senyum, menguasai materi bahan ajar, dan yakin bahwa kita sebagai guru sanggup membimbing anak-anak belajar di sekolah dengan baik.
Dengan langkah-langkah yang sudah saya coba lakukan di atas, Alhamdulillah, berhasil menjaga fokus belajar anak-anak di sekolah. Lakukan yang terbaik. Karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Demikian strategi-strategi yang bisa saya bagikan agar murid fokus belajar. Semoga bisa jadi referensi buat teman-teman guru. Intinya niatkan semua karena Allah SWT. Be your best self.
Penulis: Ajeng Rahmawati, S.Pd (Wali Kelas 3 Bilal Bin Rabah)