Oleh : Ust Mubarak Nahdi

editor

Ust Muhammad Alwan Dzulfaqqqor, S. Ag., M. Pd

      Telah berlalu hari-hari dibulan yang mulia ini, bulan dimana Allah bukakan pintu surga seluruhnya tanpa ada yang ditutup satu pun serta Allah tutup pintu neraka seluruhnya tanpa ada yang dibuka satu pun dan Allah juga membelenggu para syaithan, menurunkan rahmat serta ampunanNya dan juga membebaskan hambanya dari api neraka. Tapi amalan apa yang kita sudah lakukan pada bulan romadhon, salah satu perkataan ulama yang sangat indah:

ذهب نصف رمضان ونصفه ذهبٌ

“setengah Ramadhan telah pergi dan setengahnya lagi ialah emas”

 

Artinya:

))Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan)). (Q.S Al-Qodr : 2-3)

      Tentu kita harus memberikan perhatian khusus di sisa hari pada bulan Ramadhan ini harus jangan samakan seperti hari hari sebelumnya, sebagaimana kita tidak menyamakan bulan Ramadhan dengan bulan bulan yang lain. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pada 20 hari awal bulan Ramadhan tidur dimalam harinya tetapi pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan beliau menghidupkan malamnya. sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh ibunda Aisyah Radhiallahu anha:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

      Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).hadits Ini menjadi tanda bahwasannya terdapat kesempatan besar untuk kita untuk menggapai kemulian yang mana kemuliaan ini tidak diberikan kepada umat selain umat nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam

      Diantara tanda-tanda LailatuL Qodr yang bisa kita rasakan adalah malam yang terasa sejuk (tidak dingin dan tidak panas), tenang tentram dan pada pagi harinya sinar matahari putih terang akan tetapi tidak menyilaukan. Kita juga dianjurkan untuk mencarinya dihari-hari ganjil, Nabi Shallahu Alaihi Wasallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)

Kemudian Rasulullah juga mengajarkan kita untuk memperbanyak doa, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh ibunda Aisyah Radhiallahu anha:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ  قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

      Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”. Hadits di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706).

Juga untuk memperbanyak sholat malam dan membaca Al-Qur’an serta amalan-amalan baik lainnya

      Semoga tulisan ini menjadi nasihat bagi penulis serta menjadi penyemangat untuk kita semua agar bisa memaksimalkan hari-hari yang tersisa ini dan kita berdoa semoga Allah mengampuni semua kelalaian yang telah kita lakukan dihari-hari yang lalu.